Hai !
Mau share sedikit cerita waktu ikut Sebung. Udah pada tau Sebung? Jadi buat yang belum tahu, Sebung ini adalah non-profit organization dimana bergerak di bidang sosial. Sebung atau kepanjangan dari sego bungkus (re: nasi bungkus) adalah kegiatan dimana membagi-bagikan nasi bungkus kepada 'mereka yang membutuhkan' di Kota Surabaya, uniknya hal ini dilakukan malam hari dimana umumnya orang-orang sudah beristirahat dan terlelap.
Udah berjalan sekitar 7 tahun, dan dilaksanakan setiap hari Jumat malam. Tag line dari sebung yang ada di Instagram Sebung_sby adalah 'Pasukan Pemadam Kelaparan Surabaya' yang mana pasti nggak jauh-jauh dari makanan dong?
Awalnya tau Sebung karena ada acara dikampusku dan mengundang founder Sebung yaitu mas Arga untuk jadi pembicara. Begitu sharing soal Sebung kok kelihatannya asik yaa jadi pengen nyobain. Padahal aku sendiri nggak seberapa tertarik di bidang sosial, sebelumnya, cuma nggak tau kenapa semenjak semester lalu selalu pengen nyobain organisasi kayak gini, dan taraaa ada Sebung.
Setelah sebelumnya gagal ikutan sebung di karenakan beberapa acara lain, akhirnya bisa ikut Sebung di minggu 206 yey! Aku ngajakin Ijah sama Ilham sekalian habis dari 1001 Ide, nyari teman huehehe.
Pertama datang mereka anggota Sebung welcome banget ke kami, karena mungkin mereka udah terbiasa dengan menerima volunteer baru hehe. Jadi kami berkumpul pukul 21.30, menyiapkan nasi dan minum untuk di taruh dalam keresek yang nantinya akan dibagi tiap-tiap yang berkendara, briefing untuk penjelasan rute yang akan dilalui, berdoa, dan berangkaaat.
Kebetulan Aku sama ijah nggak ikut di motor, karena di tawari Mas Arga untuk gabung di mobil. Sedangkan Ilham naik motor dengan membonceng cewe yang ternyata adalah senior nya di Jurusan. Kami yang naik mobil berbeda rute dengan yang naik motor, supaya merata mungkin.
Dan kebetulan lagi, hari itu Sebung lagi diliput oleh Grand Magazine. Beranglatlah kami yang naik mobil ke rute Selatan, pertama kami berhenti didaerah pasar atom, disitu ada Ibu-Ibu lagi duduk ngelamun dengan pakaian dan rambut yang tidak terawat, dan mobil mas Arga udah berhenti aja tapi nggak dekat dengan Ibu tersebut, dan lalu mas Arga bilang "Desi silahkan" dan aku cuma "hah? aku mas?" lalu yaudah aku turun dengan peraaan nderedek pol hahahaha, soalnya aku sendiri takut banget dengan orang gila dan aku kira Ibu tersebut gila. Udah baca bismillah aja dalam hati, alay ya hahaha :(. Waktu mau ngasih bilang "permisi Ibu ini ada sedikit nasi buat Ibu" dan kalian tahu gimana respon Ibunya ? dia sumringah dan bilang makasih, ternyata dia nggak gila, Des, dasar judging hehe. Balik ke mobil rasanya seneng aja gitu hehehehe, berasa jadi orang baik HEHE
Lanjut ke beberapa spot yang mana ada sekumpulan bapak tukang becak yang mereka tidurnya di dalam becak :( ada juga rumah kardus yang dibangun di depan ruko-ruko yang nggak terpakai. Dan lagi ketika mau memberi nasi, ada Ibu yang spertinya sakit kulit karena bisa dlihat dibagian kakinya, awalnya agak gimana gitu... tetapi memberanikan untuk membangunkan Ibunya dengan menepuk bagian pundaknya dan Ibunya terbangun dan bilang makasih, dan tetap nggak tega ngelihatnya :(
Ada juga Ibu-Ibu yang kelihatannya tidurnya nyenyak banget, tapi penampilannya sangat nggak terawat bikin takut awalnya:(. Aku dan mas Bayu berusaha ngebangunin dan Ibunya tetap gak bangun, kami pun nggak ambil resiko dan akhirnya memberikan nasinya ke nenek tua yang tidur nggak jauh dari Ibu tersebut, dan kami nggak menaruh nasi di samping Ibu yang tidur karena takutnya nggak dimakan sampai pagi atau siang kan mubazir. Begitu balik ke mobil, eh si nenek nya ngebangunin Ibunya dan ngasih nasi nya ke Ibu nya ! wew, yaudah aku bilang mas Bayu, dan akhirnya mas Bayu ngasihin nasinya ke Ibu tersebut.
Pos terakhir di daerah jalan gula, disana ada rumah kardus yang ditinggali satu keluarga dengan suami istri, dua orang anak, dan satu nenek yang udah tua banget. yang tidur didalam kardus si anak dan ibu, sedangkan bapak dan nenek tidur diluar kardus dengan angin malam yang dingin banget: Aku rasa pekerjaan mereka adalah mengumpulkan barang bekas karena terlihat dari gerobak dan benda-benda di sekitar mereka. Waktu itu si nenek minta nasi nya dua, tapi karena habis kami nggak bisa kasih, dan si nenek bilang "nggeh mboten nopo-nopo, suwun seng katah" (re: iya nggak apa makasih banyak), ya pokoknya semacam itulah lupa detailnya hehe. Mas Khensin pernah bilang kalo dulu dijalanan ini banyak rumah kardus, tapi begitu ada penggusuran maka tinggal satu keluarga ini.
Jadi tim motor sudah selesai terlebih dahulu daripada kami tim mobil, dan lalu kami menusul tim motor dan berkumpul kembali di Unair, tempat briefing sebelum berangkat. Bagi yang pertama kali ikut wajib memberikan kesan dan pesan dan diakhiri dengan foto bersama, yang bakal saya posting dokumentasinya disini hehe
So far, pertama kali ikut Sebung seneng aja gitu. Akhirnya bisa keluar malam dengan hal yang bermanfaat hahahaha, dan karena pada dasarnya aku suka angin malam ya nyaman aja menikmati proses kegiatan berlangsung elah wkw. Meskipun waktu itu salah kostum soalnya habis dari acara kampus hahaha:( yaudah sih, terimakasih teman-teman sebung untuk pengalamannya, semoga bisa istiqomah dan semoga lebih banyak yang peduli dengan hal-hal seperti ini serta dilancarkan segala kegiatan Sebung selanjutnya aamiin.
dokum dibawah ini credit to : @riefkyprabowo , @awedwinoto, dan @sebung_sby